Selamat Datang di Blog Mudika Bramin, Mohon Tersenyum Dahulu

Rabu, 24 Februari 2010

Tim Futsal Bramin Tumbangkan Tim Futsal Alumni SMA Stece Bantul !!

Tim futsal Bramin, Rabu malam, 24 Februari menumbangkan penantangnya tim futsal alumni SMA Stece Bantul 16-13. Pertandingan persahabatan yang berlangsung di The Reds Gose tersebut berlangsung selama 2 jam !
Menit-menit pertama tim futsal Bramin menurunkan pemain-pemain yang berbeda dari biasanya. Permainan pun berlangsung dengan seru, menarik dan enak ditonton. Gol-golpun silih berganti terjadi.


Bramin Jaya vs Alumni SMA Stece Bantul

Pertengahan jam pertama, Bramin mulai menurunkan pemain unggulan. Cemplon, Ucup, Wili, Mbeling pun masuk. Permainan pun berubah. Bramin mulai menunjukkan permainan yang cepat, lugas, keras dan horor!
”Trio macan” Bramin Ucup, Wili, dan Mbeling terus merangsek, menyerbu, menggebrak tim lawan. Gol-gol pun terjadi.
Ciri khas permainan Ucup daya jelajahnya yang sip, pengatur serangan yang mantap, naluri golnya sangat tinggi.
Wili punya gerakan kaki yang unik, gerakannya cepat, gesit serta stamina yg kuat (betah bermain 2 jam bahkan 3 jam). Spesialis Wili adalah kibasan kepalanya. Kibasan kepalanya ini kadang untuk melakukan operan kadang untuk menghasilkan gol.
Mbeling punya tendangan yang amat sangat keras sekali. Mbeling punya jam terbang sepakbola yang tinggi. Boleh dikatakan dia jendral lapangan. Mbeling berkontribusi menyuplai bola untuk 2 penyerang kembar Wili dan Ucup.
Cemplon sebagai kiper cukup diandalkan untuk menahan gempuran-gempuran lawan.
Jam kedua Bramin menarik keluar satu persatu pemainnya. Gupta, Giras, Niko, Dedi, Ninin masuk. Permainan kembali seperti menit-menit pertama.
Giras juga sangat diandalkan dalam tim Bramin, semangatnya sangat membara. Penyelesaiannya di depan gawang sangat akurat. Gupta juga berperan sebagai pengumpan bola yang cukup mantap. Niko mampu bermain menyerang dan bertahan. Dedi juga rajin membentengi pertahanan dari serangan musuh.
Setengah jam terakhir Bramin menurunkan Koko, Felix, Gupta, Mbeling. Tempo permainan berubah menjadi lebih cepat, keras, seram, horor dan mengerikan serta penuh misteri,hihihihi
Tim Bramin menunjukkan dan memperagakan permainan yang super cepat. Akibatnya pergantian pemain terus terjadi. Setiap saat terjadi pergantian pemain. Untung stok pemain di Bramin masih melimpah. Setiap pemain Bramin hanya bertahan beberapa menit karena mereka sangat memforsir dan menguras tenaga. Pertandingan pun berakhir, skor 16-13 untuk kemenangan TIM FUTSAL MUDIKA WILAYAH BRAYAT MINULYO!


Sebagian pemain futsal Bramin lagi "pemotretan"

Pemain futsal Bramin :
1. Dian "Cemplon"
2. Felix
3. Ryan
4. Danar "Ucup"
5. Yogi "Mbeling"
6. Niko "Kentung"
7. Koko
8. Ninin
9. Gupta "Penyok"
10. Dedi
11. Wili
12. Giras "Genjong"
13. Sigit
14. Dinar
15. Wawan
16. Bang Ari
17. Bono
18. Bimo
ADA YANG INGIN BERTANDING FUTSAL DENGAN KAMI ?? KAMI SIAP MELADENI DAN MELAYANI SETIAP TANTANGAN, HUBUNGI DANAR ”UCUP” 08976880998 atau FELIX 08985154133.

Senin, 04 Januari 2010

2009 Penuh Kebahagiaan !!


Selamat Tahun Baru 2010


Tahun Baru 2010 di Gereja Santo Yakobus


Merayakan tahun baru 2010 di gereja Bantul


Piala lomba koor dan lomba futsal 2009


Juara I lomba futsal antar wilayah dan stasi dalam rangka 75 tahun Gereja Santo Yakobus Bantul.
Kapan juara I lomba koor ? 2010? 2011? atau 2012?


Bergembira bersama karena juara I lomba futsal 2009


27 Desember 2009,Mudika Wilayah Brayat Minulyo genap berusia 20 tahun

Minggu, 29 November 2009

Bramin Juara I Lomba Futsal 75 Tahun Gereja !!!

Tim Futsal Wilayah Brayat Minulya, Minggu, 22 November menjuarai lomba futsal 75 tahun Gereja St. Yakobus Klodran, setelah dalam final mengungguli Wilayah Maria Assumpta 3-1.


Tim Bramin (kaos kuning)


Bertanding




Berikut laporan selengkapnya :
Pool A : Cepit, Melikan, Putratama, Gesikan, Brosot
Pool B : Bramin, Palbapang, Imogiri, Gabusan, Bakra

Penyisihan
Jam 09.00 - 09.30 Putratama vs Gesikan 5-0 Pool A
Jam 09.30 - 10.00 Bramin vs Palbapang 5-0 Pool B
Jam 10.00 - 10.30 Cepit vs Melikan 5-0 Pool A
Jam 10.30 - 11.00 Imogiri vs Gabusan 5-3 Pool B
Jam 11.00 - 11.30 Putratama vs Brosot 4-3 Pool A

Perempat final
Jam 14.00-14.30 Melikan vs Putratama 4-2
Jam 14.30 - 15.00 Bramin vs Imogiri 4-0

Semifinal dan Final:
Jam 16.30-17.00 Putratama vs Imogiri (Putratama) III
Jam 16.30-17.00 Melikan vs Bramin (Bramin) 1-3 I

Hasil selengkapnya :
Juara I : wilayah Brayat Minulya
Juara II : wilayah Maria Asumpta
Juara III : Putratama

Top skorer : dari Putratama

LINGKUNGAN IGNATIUS LOYOLA JETIS BANTUL


SANTO PELINDUNG :
Santo Ignatius dari Loyola
Pendiri Serikat Yesus




Santo Ignatius dari Loyola
Awal Mulanya

Inigo de Loyola dilahirkan pada tahun 1491 di Azpeitia di provinsi Guipuzcoa di wilayah Basque di sebelah utara Spanyol. Dia adalah anak bungsu dari tigabelas bersaudara. Pada usia enam belas tahun dia dikirim untuk bekerja sebagai pesuruh bagi Juan Velazquez, bendaharawan kerajaan Castile. Sebagai anggota rumah tangga Velazquez, dia seringkali tampil di balai sidang dan mengembangkan cita rasa terhadap segala hal mengenainya, terutama urusan perempuan. Dia sangat suka berjudi, suka bertengkar, dan terlibat dalam adu pedang. Bahkan dalam suatu perselisihan antara keluarga Loyola dan keluarga lainnya, Ignatius dan saudara lelakinya dengan disertai beberapa sanak famili pada suatu malam menyerang beberapa kaum religius anggota keluarga lain tersebut. Ignatius harus melarikan diri ke luar kota. Ketika akhirnya dibawa ke pengadilan, dia membela dirinya dengan menyatakan "imunitas religius" karena telah "dicukur gundul" (seperti layaknya rambut kaum biarawan pada waktu itu) sewaktu masih sebagai seorang anak laki-laki, dan oleh karenanya bebas dari pengadilan sipil. Ini adalah pembelaan diri yang semu karena selama bertahun-tahun dia telah berpakaian sebagai ksatria berpedang, mengenakan baju besi, dan membawa-bawa pedang termasuk senjata-senjata lainnya. Jelas ini bukan baju yang biasanya dikenakan oleh kaum religius. Kasus ini berlarut-larut sampai beberapa minggu tetapi keluarga Loyola tampaknya sangat berpengaruh. Mungkin melalui pengaruh kaum petinggi, kasus terhadap Ignatius akhirnya ditutup.

Pada usianya yang ke-30 di bulan May 1521, Ignatius adalah salah seorang tentara yang membela kubu-kubu kota Pamplona terhadap serangan Perancis, yang menyatakan wilayah tersebut sebagai wilayah mereka dan berperang dengan Spanyol. Orang-orang Spanyol kalah jauh dari segi jumlah dan komandan pasukan Spanyol ingin menyerahkan diri, tetapi Ignatius meyakinkannya untuk bertempur demi kehormatan Spanyol kalau bukan demi kemenangan. Pada waktu pertempuran sebuah bom kanon mengenai Ignatius, melukai salah satu kakinya dan mematahkan kaki yang satu lagi. Karena mereka mengagumi keberaniannya, tentara-tentara Perancis tidak menjebloskannya ke penjara, melainkan mengusungnya kembali ke rumahnya untuk berobat, di puri Loyola.

Kakinya sembuh tetapi tidak sempurna, sehingga perlu untuk mematahkannya kembali dan meluruskannya, semua ini dilakukan tanpa pembiusan. Kondisi Ignatius memburuk dan akhirnya para tabib memberitahukan supaya ia bersiap-siap untuk mati.

Pada hari raya Santo Petrus dan Paulus tanggal 29 Juni, kondisinya secara tak terduga membaik. Kakinya sembuh, tetapi meski demikian tulangnya menonjol dibawah tempurung lututnya dan kakinya pendek sebelah. Ignatius tidak dapat menerima hal ini dan menganggapnya sebagai nasib buruk yang lebih buruk daripada kematian karena tidak bisa lagi memakai sepatu boot tinggi yang ketat dan celana ketat yang biasa dipakai oleh kaum ksatria kerajaan. Oleh karenanya dia menyuruh para tabib untuk memotong benjolan tulang yang menonjol dan memanjangkan tulang kakinya dengan merenggangkan secara sistematis. Lagi-lagi hal ini semua dilakukan tanpa anestesia. Sungguh malang, segala usaha ini tidak berhasil. Sepanjang hidupnya dia berjalan pincang karena salah satu kaki lebih pendek dari yang lainnya.

Pertobatan Ignatius

Selama minggu-minggu panjang pengobatannya, dia merasa sangat bosan dan meminta disediakan cerita-cerita roman percintaan untuk menghabiskan waktunya. Untungnya di kastil Loyola tidak ada buku demikian, tetapi ada buku tentang hidup Kristus dan sebuah buku tentang para kudus. Karena terdesak, Ignatius mulai membacanya. Semakin banyak dia membaca, semakin dia beranggapkan bahwa kisah para kudus tersebut patut untuk ditiru. Akan tetapi, pada saat yang sama dia juga masih memiliki mimpi-mimpi indah tentang ketenaran dan kemuliaan, termasuk fantasi-fantasi memenangkan cinta gadis bangsawan tertentu. Identitas wanita ini tidak pernah diketahui tetapi agaknya dia dari keturunan bangsawan. Akan tetapi dia mendapatkan bahwa setelah membaca dan merenungkan kisah para kudus dan Kristus dia berada dalam kedamaian dan merasa puas lahir-batin. Tetapi waktu dia berfantasi tentang gadis bangsawan tersebut, hatinya merasa tidak tenang dan tak terpuaskan. Pengalaman ini tidak hanya merupakan awal dari pertobatannya, tetapi juga awal dari pertimbangan spiritual, atau pertimbangan roh, yang diasosiasikan dengan Ignatius dan seperti dijelaskan dalam Latihan Rohani-nya.

Latihan tersebut menyatakan bahwa tidak hanya segi intelektual tapi juga emosi dan perasaan bisa membantu kita untuk memahami kerja Roh dalam hidup kita. Akhirnya, bertobat sepenuhnya dari segala keinginan-keinginan dan rencana romans dan kemenangan duniawi, dan sembuh dari luka-lukanya sehingga dia bisa bepergian, pada bulan Maret 1522 dia meninggalkan puri tempat tinggalnya.

Dia telah memutuskan untuk pergi ke Yerusalem untuk tinggal di tempat dimana Tuhan kita menjalani hidup-Nya di dunia. Sebagai langkah pertama dia memulai perjalanannya ke Barcelona, Spanyol. Meskipun dia telah bertobat dari cara-cara hidup yang lama, dia masih sangat kurang memiliki semangat kerendah-hatian dan penghayatan hidup Kristiani, seperti bisa digambarkan dari pengalamannya bertemu dengan orang Moor (penganut Muslim) dalam perjalanannya. Orang Moor tersebut bertemu dengannya di tengah jalan, mereka sama-sama menunggang keledai, dan mereka mulai mendebatkan topik-topik religius. Orang Moor itu mengatakan bahwa Santa Perawan Maria tidak lagi merupakan seorang perawan setelah melahirkan Kristus. Ignatius menganggap hal ini sebagai suatu penghinaan besar dan dia menimbang-nimbang tentang apa yang akan dilakukannya. Merekapun sampai ke persimpangan jalan, dan Ignatius memutuskan bahwa dia akan melihat apa yang akan terjadi untuk memutuskan tindakan yang akan dilakukannya. Orang Moor itu meneruskan ke satu arah. Ignatius melepaskan tali kekang keledainya dan membiarkan keledainya memilih arah di persimpangan tersebut. Kalau keledainya mengikuti arah yang diambil oleh orang Moor tersebut, dia akan membunuh orang itu. Kalau sang keledai mengambil arah yang satu lagi, dia tidak akan menyerang orang Moor itu. Untungnya bagi si orang Moor, keledai Ignatius lebih bermurah hati daripada penunggangnya dan mengambil jurusan yang berlawanan dengan orang Moor tersebut.

Dia meneruskan ke tempat ziarah Bunda Maria dari Montserrat yang diasuh oleh kaum Benediktin, menerimakan pengakuan dosa umum, dan berlutut sepanjang malam di depan altar Bunda Maria, mengikuti tata-cara kebiasaan para ksatria. Dia menanggalkan pedang dan pisaunya di altar, berjalan keluar dan memberikan semua baju-bajunya yang indah kepada seorang miskin, dan mendandani dirinya dengan pakaian kain kasar dengan sendal dan tongkat.

Pengalaman di Manresa

Dia meneruskan perjalanannya ke Barcelona tetapi berhenti sepanjang sungai Cardoner di kota yang disebut Manresa. Dia tinggal di sebuah gua diluar kota dan bermaksud untuk tinggal hanya beberapa hari, tetapi ternyata dia tinggal selama sepuluh bulan. Dia menghabiskan berjam-jam setiap harinya dalam doa dan juga bekerja di suatu balai perawatan. Disalanah ide-ide yang sekarang dikenal sebagai Latihan Rohani mulai terbentuk. Juga di pinggiran lekuk sungai inilah dia mendapatkan penglihatan yang dianggap sebagai yang paling menonjol selama hidupnya. Penglihatan itu lebih merupakan suatu pencerahan, yang mana dia nantinya mengatakan bahwa dia belajar lebih banyak dalam satu kesempatan itu daripada seumur hidupnya. Ignatius tidak pernah menjelaskan apa tepatnya penglihatan yang dialaminya tersebut, tetapi agaknya merupakan peristiwa penglihatan Ilahi dengan kemuliaan-Nya sehingga semua ciptaan tampak dalam sudut pandang yang baaru dan dia mendapat makna yang baru dan relevansi, suatu pengalaman yang memungkinkan Ignatius untuk melihat kehadiran Allah dalam segala hal. Karunia ini, yaitu menemukan Allah dalam segala hal, adalah satu satu karakteristik utama dari spiritualitas Yesuit.

Ignatius sendiri tidak pernah menulis dalam aturan-aturan Yesuit bahwa mesti ada jam-jam tertentu untuk berdoa. Sesungguhnya, dengan menemukan Allah dalam segala hal, setiap waktu adalah waktu untuk berdoa. Tentunya, dia tidak menghapuskan doa-doa formal, tetapi dia berbeda dengan berbagai pendiri tarekat religius lainnya menyangkut penentuan saat-saat tertentu untuk berdoa maupun lamanya waktu berdoa. Salah satu alasan mengapa sebagian kalangan menentang pembentukan formasi Serikat Yesus adalah karena Ignatius mengusulkan untuk menghapuskan nyanyian doa-doa Brevir dalam koor. Ini adalah perubahan yang radikal dari kebiasaan pada waktu itu, karena sampai saat itu, setiap tarekat religius diharuskan untuk mengucapkan doa-doa liturgi harian yang sama (doa Brevir). Bagi Ignatius, pengucapan seperti itu berarti model aktivitas yang dibayangkan dalam Serikat Yesus tidak dapat terlaksanakan. Beberapa saat setelah wafatnya Ignatius, seorang Paus begitu jengkelnya mengenai hal ini sehingga dia mengharuskan pengucapan doa Brevir kepada kaum Yesuit. Untungnya, Paus berikutnya lebih pengertian dan membolehkan kaum Yesuit untuk kembali pada praktek spiritualisme mereka.

Pada periode yang sama di Manresa, sewaktu dia masih kurang memahami kebijakan yang sejati menyangkut kekudusan, dia melakukan banyak penitensi yang ekstrim, karena keinginan untuk melebihi apa-apa yang dilakukan oleh para kudus lewat buku yang dibacanya tentang mereka. Mungkin, beberapa dari penitensi ini, terutama puasanya, melemahkan pencernaannya, yang terus menggangunya sepanjang hidupnya. Dia masih belum belajar sikap tidak berlebihan dan spiritualisme yang sejati. Mungkin ini juga sebabnya kongregasi yang nantinya didirikan olehnya tidak memiliki aturan-aturan penitensi yang telah ditentukan, seperti layaknya dimiliki oleh tarekat-tarekat religius lainnya.

Dia akhirnya tiba di Barcelona, berlayar ke Italia, dan tiba di Roma dimana dia bertemu dengan Paus Adrianus VI dan meminta ijin untuk melakukan perjalanan ziarah ke Tanah Suci, Yerusalem. Setibanya dia di Tanah Suci dia ingin tinggal, tetapi diperintahkan oleh atasan Fransiskan yang memiliki otoritas terhadap seluruh umat Katolik disana, bahwa situasinya terlalu berbahaya. Ingat bahwa orang Turki adalah penguasa Tanah Suci. Atasan tersebut memerintahkan Ignatius untuk pergi tetapi Ignatius menolak. Tetapi ketika diancam dengan eks-komunikasi (pengucilan) Ignatius barulah menurut.

Kembali ke Sekolah

Pada saat ini dia telah berusia 33 tahun dan memutuskan untuk masuk seminari. Akan tetapi, dia telah melalaikan belajar bahasa Latin, suatu syarat penting untuk belajar di universitas pada masa itu. Sehingga dia harus kembali ke sekolah untuk belajar tata-bahasa Latin bersama-sama dengan anak-anak kecil di suatu sekolah di Barcelona. Disana dia meminta-minta untuk makan dan tempat berteduh. Setelah dua tahun dia meneruskan ke Universitas Alcala. Disanalah semangatnya yang menggebu-gebu membawanya pada kesulitan, masalah yang terus menghantuinya sepanjang hidupnya. Dia mengumpulkan anak-anak sekolah maupun orang dewasa dan mengajarkan Injil kepada mereka dan mengajarkan mereka cara berdoa. Kerja kerasnya mengundang perhatian pihak Inkuisisi dan diapun dimasukkan ke penjara selama 42 hari. Ketika dia dibebaskan dia diminta untuk tidak kembali mengajar. Inkuisisi Spanyol agak sedikit paranoid dan siapapun yang belum ditahbiskan sebagai imam bisa dicurigai (termasuk juga mereka yang sudah ditahbiskan.)

Karena dia tidak bisa menahan dorongan semangatnya untuk menolong, Ignatius pindah ke Universitas Salamanca. Disana, dalam waktu dua minggu, kaum Dominikan kembali menjebloskan dia ke penjara. Meskipun mereka tidak dapat menemukan penyelewengan iman dari apa yang Ignatius ajarkan, dia hanya dibolehkan untuk mengajar anak-anak kecil dan itupun hanya semata-mata kebenaran iman yang sederhana. Sekali lagi dia melakukan perjalanan kali ini menuju Paris.

Di Universitas Paris dia meneruskan pelajarannya, belajar tata-bahasa Latin dan literatur, filosofi, dan teologi. Dia menghabiskan waktu beberapa bulan setiap musim panas untuk meminta-minta di Flanders demi uang yang digunakannya untuk menghidupi dirinya sendiri dan membiayai pelajarannya sepanjang tahun itu. Di Paris dia bertemu dan tinggal bersama Franciscus Xaverius dan Peter Faber. Dia juga sangat mempengaruhi beberapa orang lainnya sesama seminarian dan memberi pengarahan kepada mereka semua dari waktu ke waktu selama tiga puluh hari, yang mana hal ini nantinya dikenal sebagai Latihan Rohani. Franciscus Xaverius adalah yang paling sulit menerima bimbingan karena pikirannya dipenuhi oleh kesuksesan dan kemuliaan duniawi. Akhirnya Ignatius dan enam lainnya memutuskan untuk mengambil kaul selibat dan kemiskinan dan pergi ke Tanah Suci. Kalau tidak mungkin melakukan perjalanan ke Tanah Suci, mareka akan pergi ke Roma dan menyerahkan tugas pelayanan mereka sesuai kehendak Sri Paus. Mereka tidak melakukan semua hal ini sebagai suatu tarekat religius atau kongregasi, tetapi sebagai imam-imam secara individual. Selama setahun mereka menunggu, akan tetapi tidak ada satupun kapal yang bisa mengangkut mereka ke Tanah Suci karena pertikaian antara umat Kristen dan Muslim. Sementara menunggu mereka menghabiskan waktu dengan bekerja di rumah sakit dan mengajarkan katekisme di berbagai kota di wilayah utara Italia. Selama masa inilah Ignatius ditahbiskan menjadi imam, meskipun dia tidak memimpin Misa Kudus sampai setahun berikutnya. Dipercaya bahwa dia ingin merayakan Misa pertamanya di Yerusalem, di tempat dimana Yesus sendiri pernah hidup.

Perkumpulan Yesus

Ignatius bersama-sama dua pendampingnya, Peter Faber dan James Lainez, memutuskan untuk pergi ke Roma dan menyerahkan misi mereka sesuai kehendak Sri Paus. Beberapa kilometer diluar kota Ignatius kembali mendapat pengalaman mistik. Di suatu kapel di La Storta dimana mereka pernah berhenti untuk berdoa, Allah Bapa memberitahukan kepada Ignatius, "Aku menyukai engkau tinggal di Roma" dan bahwa Dia akan menempatkan Ignatius bersama Putera-Nya. Ignatius tidak mengerti makna dari pengalaman mistis tersebut, karena bisa saja berarti penindasan maupun keberhasilan karena Yesus mengalami keduanya. Tetapi hatinya merasa tenang karena seperti dikatakan oleh Santo Paulus, "berada bersama Yesus meski dalam penindasan adalah suatu keberhasilan." Ketika mereka bertemu dengan Sri Paus, dia dengan gembira menugaskan mereka untuk mengajar Kitab Suci, teologi dan pewartaan. Disinilah pada pagi hari Natal 1538 Ignatius merayakan Misanya yang pertama di gereja Santa Maria Mayor di Kapel Palungan. Kapel ini dipercaya memiliki palungan yang asli dari Betlehem, jadi, jika Ignatius tidak bisa merayakan Misanya yang pertama di tempat kelahiran Yesus di Tanah Suci, maka ini adalah alternatif yang terbaik.

Selama masa pra-Paskah berikutnya, tahun 1539, Ignatius meminta semua kawan-kawannya untuk datang ke Roma untuk mendiskusikan masa depan mereka. Mereka tidak pernah berpikir untuk mendirikan tarekat religius sebelumnya, tetapi sekarang melihat kenyataan bahwa mereka tidak mungkin pergi ke Yerusalem, mereka harus memikirkan masa depan mereka. Apakah mereka akan menghabiskan waktu mereka bersama-sama. Setelah berminggu-minggu dalam doa dan diskusi, mereka memutuskan untuk membentuk suatu komunitas, dengan persetujuan Sri Paus, dimana mereka akan mengucapkan kaul kepatuhan kepada seorang pejabat superior yang menduduki jabatan itu seumur hidupnya. Mereka juga menyerahkan diri mereka sesuai kehendak Bapa Suci untuk pergi kemanapun dia menyuruh mereka dan untuk tugas apapun. Kaul ini ditambahkan atas kaul-kaul lainnya yang umum seperti kaul kemiskinan, kaul selibat, dan kaul kepatuhan. Persetujuan resmi atas tarekat terbaru ini diberikan oleh Paus Paulus III pada tahun berikutnya, tanggal 27 September 1540. Karena mereka merujuk pada dirinya sendiri sebagai Perkumpulan Yesus (dalam bahasa Latin disebut Societatis Jesu), dalam bahasa Indonesia tarekat mereka dikenal sebagai Serikat Yesus. Ignatius terpilih pada voting yang pertama sebagai superior jendral, tetapi dia memohon dengan sangat agar mereka untuk mempertimbangkan kembali, berdoa dan memilih ulang beberapa hari sesudahnya. Pada pemungutan suarata yang kedua kalinya, kembali Ignatius terpilih dengan suara bulat, kecuali pilihan Ignatius sendiri tentunya. Dia masih saja enggan untuk menerima jabatan ini, tetapi pembimbing spiritualnya, seorang anggota tarekat Fransiskan mengatakan kepadanya bahwa ini adalah kehendak Allah, oleh karena itu Ignatius menurut. Pada hari Jumat, minggu perayaan Paskah, 22 April 1541, di Gereja Santo Paulus-diluar-Dinding, para sahabat tersebut mengucapkan kaul-kaul mereka dalam tarekat yang baru saja terbentuk.

Tahun-tahun Terakhir

Kecintaan Ignatius adalah untuk secara aktif terlibat mengajar katekisme kepada kanak-kanak, mengarahkan orang dewasa dalam Latihan Rohani, dan bekerja diantara orang-orang miskin di rumah sakit. Namun dia mengorbankan kecintaan ini selama lima belas tahun berikutnya, yaitu sampai wafatnya, dengan bekerja dari dua ruang kecil, kamar tidurnya dan disebelahnya adalah ruang kerjanya. Dari sinilah dia memberi pengarahan kepada serikat yang baru ini di seluruh dunia. Dia menghabiskan waktu bertahun-tahun menuliskan Konstitusi Serikat dan menuliskan ribuan surat-surat ke segala penjuru dunia kepada sesama kaum Yesuit yang menyangkut segala hal-hal yang berhubungan dengan Serikat Yesus dan juga memberi pengarahan spiritual kepada kaum awam pria dan wanita. Dari tempat tinggalnya yang kecil di Roma, dia akan melihat semasa hidupnya perkembangan Serikat Yesus dari delapan anggota menjadi seribu anggota, dengan universitas dan rumah-rumah spiritual yang tersebar di segala penjuru Eropa sampai Brazilia dan Jepang. Beberapa dari sesama pendiri Serikat nantinya menjadi teolog-teolog asisten Sri Paus di Konsili Trente, suatu peristiwa yang merupakan tonggak penting dalam Gerakan Katolik Kontra-Reformasi.

Pada mulanya, Ignatius menulis sendiri surat-suratnya, tetapi setelah Serikat Yesus berkembang menjadi besar dan tersebar ke seluruh dunia, nyaris tidak mungkin baginya untuk berkomunikasi dengan setiap orang dan masih punya waktu untuk mengurus Serikat yang baru ini. Oleh karenanya father Polanco diangkat menjadi sekretaris pada tahun 1547 untuk membantu Ignatius dalam hal korespondensi surat-surat. Ignatius menulis nyaris 7000 surat sepanjang hidupnya, dan sebagian besar ditulis setelah dia diangkat menjadi pejabat superior jendral Yesuit. Ignatius menganggap bahwa korespondensi antara para anggota Yesuit sebagai elemen yang paling penting dalam membina persatuan. Perpisahan antara Yesuit di seluruh dunia adalah salah satu bahaya terbesar bagi perkembangannya, kerasulan maupun persatuan Serikat Yesus. Oleh karenanya dia tidak hanya menulis kepada semua rumah-rumah spiritual tarekat tersebut, tetapi dia juga memerintahkan supaya setiap superior lokal di seluruh dunia menulis surat secara teratur ke Roma, dan menginformasikan kepadanya tentang hal-hal yang terjadi. Informasi ini lantas bisa diteruskan ke pusat-pusat Yesuit dimanapun.

Dalam surat-suratnya kepada anggota-anggota Serikat, dia memperlakukan mereka masing-masing secara individual. Dia sangat bermurah hati dan lembut terhadap mereka yang paling memberinya kesulitan. Di lain pihak, terhadap mereka yang paling saleh dan rendah hati, dia tampak kadangkala terlalu keras, tentunya karena dia tahu bahwa mereka bisa menerima koreksinya tanpa protes, karena menyadari bahwa Ignatius mengasihi mereka dan semata-mata ingin yang terbaik bagi kehidupan spiritual mereka. Father James Lainez, salah satu pendamping Ignatius sejak awalnya, adalah pejabat superior provinsi di Italia Utara. Dia telah melakukan beberapa hal yang membuat Ignatius menjadi sorotan publik, termasuk membuat beberapa komitmen yang tidak dapat dipenuhi oleh Ignatius. Ditambah lagi, Lainez pernah menyatakan ketidak-setujuannya kepada yang lain-lainnya tentang suatu pergantian personel yang dibuat oleh Ignatius.

Ignatius menulis kepada Lainez melalui sekretarisnya, father Polanco: Dia (Ignatius) meminta saya untuk menulis kepadamu dan mengatakan kepadamu untuk mengurus wilayahmu sendiri, yang mana jika engkau lakukan dengan baik, engkau telah melakukan lebih daripada biasanya. Jangan engkau memusingkan diri dengan memberikan pendapatmu terhadap urusan-urusannya, karena dia tidak menghendaki pendapat darimu kecuali kalau dia memintanya, dan malah lebih tidak lagi sekarang ini setelah engkau menduduki jabatanmu, karena administrasi provinsimu belum berbuat banyak untuk menambah kredibilitasmu dimatanya. Periksalah kesalahanmu di hadapan Allah Tuhan kita, dan selama tiga hari sempatkan waktumu untuk berdoa bagi hal ini. Orang-orang kudus itu tidak hanya semata-mata orang yang baik hati.

Lainez menerima kritikan tajam ini dengan kerendahan hati dan meminta untuk diberikan beberapa tugas berat sebagai penitensi, seperti misalnya diturunkan dari jabatannya dan diberikan tugas yang paling keras dalam Serikat Yesus. Ignatius bahkan tidak pernah lagi menyinggung insiden tersebut, dan membiarkan Lainez menjalankan tugasnya seperti sebelumnya. Lainez nantinya akan menggantikan Ignatius sebagai Superior Jendral Yesuit yang kedua.

Meski penuh semangat untuk membawa orang-orang kepada Allah dan menolong mereka secara spiritual, Ignatius tetap merupakan seorang yang praktis dan masuk akal. Seorang anggota Yesuit pernah mengeluh karena mendapat kesulitan dari sekelompok umat yang sangat taat yang memonopoli semua waktunya tanpa alasan yang kuat. Melalui father Polanco, Ignatius memberi petunjuk kepadanya bagaimana menangangi dengan secara rendah hati, orang-orang yang demikian, tanpa membuat mereka merasa tersinggung. Ignatius juga pernah menyatakan bagaimana untuk membebaskan diri kita dari orang yang sudah tidak bisa diharapan. Dia menyarankan untuk berbicara kepada orang itu dengan tegas mengenai neraka, penghakiman dan hal-hal demikian. Dengan demikian dia tidak akan kembali terus mengganggu, dan jikapun dia kembali, ada kemungkinan dia bisa tersentuh oleh Tuhan.

Ada seorang uskup yang punya rasa permusuhan yang besar terhadap Serikat Yesus. Dia menolak untuk membolehkan tarekat ini di wilayah keuskupannya, dan dia mengucilkan siapapun yang menjalakan Latihan Rohani. Dia dikenal sebagai uskup "Cilicio" oleh para Yesuit. ("Cilicio" adalah pakaian dari kain kasar yang biasa dipakai sebagai tanda penitensi.) Ignatius mengatakan kepada para Yesuit yang cemas terhadap sikap uskup ini untuk relaks "uskup Cilicio adalah seorang yang sudah tua. Serikat Yesus masih muda. Kita bisa menunggu."

Yesuit dan Dunia Pendidikan

Mungkin karya pelayanan Serikat Yesus yang dimulai oleh Ignatius yang paling terkenal adalah dalam dunia pendidikan. Akan tetapi sungguh menarik kenyataan bahwa dia tidak bermaksud untuk menyertakan pengajaran ditanara karya pelayanan Yesuit pada mulanya. Seperti telah disebutkan sebelumnya, tujuan para anggota-anggota yang pertama adalah menyerahkan diri kepada kehendak Sri Paus untuk pergi kemanapun mereka dibutuhkan. Sebelum tahun 1548, Ignatius telah membuka sekolah-sekolah di Italia, Portugis, Belanda, Spanyol, Jerman dan India, tetapi sekolah-sekolah ini terutama dimaksudkan untuk mendidik calon-calon Yesuit yang masih muda. Sepuluh akademi serupa didirikan dalam enam tahun yang menunjukkan perkembangan yang pesat dari Yesuit. Tetapi di tahun 1548 atas permintaan magistrat Messina di Sicilia, Ignatius mengirim lima orang untuk membuka sekolah bagi kaum awam maupun murid-murid Yesuit. Segera sesudahnya menjadi nyata atas permintaan berbagai penguasa, uskup, dan berbagai kota bahwa karya pelayanan ini adalah cara yang paling efektif untuk mengkoreksi korupsi dan penyelewengan diantara kaum religius dan awam, untuk menghentikan kemunduran Gereja di tengah-tengah Reformasi, dan untuk memenuhi moto Serikat Yesus, "Ad Maiorem Dei Gloriam," artinya, demi kemuliaan yang lebih besar bagi Allah.

Ignatius menyebutkan hal ini dalam suratnya kepada father Araoz: "Kebaikan yang lebih universal adalah kebaikan yang lebih Ilahi. Oleh karena itu sebaiknya berikan preferensi kepada orang-orang dan tempat-tempat yang melalui pertumbuhannya, menjadi sumber penyebaran kepada orang-orang lain yang mencari bimbingan daripadanya. Atas alasan yang sama, preferensi sebaiknya diberikan kepada universitas-universitas yang pada umumnya dihadiri oleh sejumlah besar orang yang mendapat pertolongan daripadanya dan pada gilirannya bisa menjadi pekerja untuk menolong yang lain-lainnya."

Ini sesuai dengan salah satu prinsip utama Ignatius dalam memilih kerasulan: segala hal sifatnya setara, pilih diantara kerasulan tersebut yang akan mempengaruhi mereka yang paling berpengaruh terhadap orang lain. Mungkin pernyataan yang terbaik dari ide ini adalah surat yang ditulisnya tentang pendirian sebuah universitas di bulan Desember 1551: Dari antara mereka yang sekarang ini cuma sebagai murid, pada waktunya sebagian akan memegang berbagai peran, seseorang untuk mewartakan iman dan membimbing jiwa-jiwa, yang lainnya kepada bidang pemerintahan dan kehakiman, yang lain-lainnya kepada panggilan-panggilan lainnya. Akhirnya, karena anak-anak muda akan menjadi pria dewasa, pendidikan yang baik dalam doktrin iman dan kehidupan mereka, akan bermanfaat bagi banyak orang lainnya, dengan buahnya terus tumbuh lebat setiap harinya. Sejak saat itu, Ignatius membantu mendirikan sekolah-sekolah Yesuit dan universitas-universitas di seluruh Eropa dan dunia.

Ignatius sebagai Seorang Manusia

Mungkin benar gambaran tentang Ignatius yang dimiliki orang-orang yaitu sebagai seorang prajurit: kokoh, bersemangat baja, praktis, kurang menunjukkan emosi - jelas bukan suatu karakter yang menarik dan hangat. Akan tetapi jika ini adalah gambaran yang tepat, sulit untuk dicerna bahwa dia bisa memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap mereka yang mengenalnya. Luis Goncalves de Camara, salah satu sahabatnya yang terdekat menulis: "Dia (Ignatius) selalu cenderung kepada kasih; bahkan, dia seluruhnya adalah kasih, dan karena itu dia secara universal dikasihi oleh semua orang. Tidak seorangpun dalam Serikat Yesus yang tidak memiliki kasih yang besar terhadapnya dan tidak menganggap dirinya juga sama dikasihi olehnya."

Kadangkala dia menangis keras pada waktu Misa Kudus sehingga dia tidak dapat meneruskan, bahkan tidak dapat berbicara untuk beberapa waktu, dan dia khawatir bahwa karunia airmatanya bisa membuatnya kehilangan penglihatannya. Goncalves de Camara mengatakan, "Kalau dia tidak menangis tiga kali selama Misa Kudus, dia menganggap dirinya kehilangan rasa penghiburan." Kita menganggap banyak orang kudus sebagai mistik yang agung, tetapi tidak pernah berpikir bahwa Ignatius adalah salah satu diantaranya. Kita telah menyebutkan sedikit dari banyak penglihatan dan pengalaman mistik yang dialami selama hidupnya. Akan tetapi, kekudusannya tidak didasarkan atas hal demikian, melainkan dalam kasih yang besar yang mengarahkan jalan hidupnya untuk melakukan segala hal AMDG, untuk kemuliaan yang lebih besar bagi Allah.

Saat-saat Ajal

Sejak masih sebagai pelajar di Paris, Ignatius telah menderita berbagai penyakit pencernaan dan keadaan ini memburuk setelah ia pindah ke Roma. Pada musim panas 1556 kesehatannya memburuk, tetapi dokter yang merawatnya berpendapat dia bisa selamat seperti sebelum-sebelumnya. Akan tetapi Ignatius merasa ajalnya sudah dekat. Pada sore hari tanggal 30 Juli, dia meminta father Polanco untuk pergi menemui Sri Paus dan meminta berkat darinya bagi Ignatius, dan menyiratkan kepada father Polanco bahwa ia menjelang ajal. Akan tetapi father Polanco lebih percaya pada kata-kata dokter daripada Ignatius dan menjawab bahwa ia harus menulis banyak surat dan mengirimkannya pada hari itu. Dia akan pergi meminta berkat Sri Paus besok harinya. Meskipun Ignatius menyatakan bahwa dia lebih suka kalau father Polanco pergi sore itu namun dia tidak memaksakan. Segera setelah lewat tengah malam, keadaan Ignatius memburuk. Father Polanco bergegas ke Vatikan untuk meminta berkat Sri Paus, tetapi sayang sudah terlambat. Mantan ksatria duniawi yang telah terlibat dalam medan peperangan yang berbeda itu, telah menyerahkan nyawanya ke tangan Tuhan. Ignatius dibeatifikasi pada tanggal 27 Juli 1609 dan dikanonisasi oleh Paus Gregorius XV pada tanggal 12 Maret 1622, bersama-sama dengan Santo Franciscus Xaverius. Pesta peringatan Santo Ignatius dirayakan oleh Gereja secara universal pada tanggal 31 Juli, yaitu pada hari wafatnya.

Sumber: flyer dari paroki St.John of God, San Francisco
Diterjemahkan oleh: Jeffry Komala
© www.gerejakatolik.net

Sejarah / Riwayat Lingkungan St. Ignatius Loyola Jetis

Hari jadi 31 Juli 1958.

Pengayoman : Santo Ignatius/Loyola (pendiri Serikat Yesus)

Tahun /Angkatan 1958 - 1961, 1962 - 1965

Pemuka Umat Bp. Darmawardaya(Barongan).

- Bp. Darmawardaya sebagai sesepuh umat.

- Waktu itu belum ada pengurus.

Jumlah umat yang berhimpun : 9 KK (perhatikan daftar umat angkatan I)

Wilayah/ Kegiatan Umat : Desa/Kelurahan Sumberagung dan Trimulyo

Misa pada tahun-tahun itu belum rutin. Kegiatan dikunjungi oleh tokoh Katolik dari Pugeran

Tahun 1966 - 1969

-Bp. Wignyasusastra(Sanggrahan), sebagai sesepuh umat dibantu Bp. Sukamto Hm sebagai seksi kegiatan umat. Tahun itu belum ada pengurus.

Ada 23 KK (angkatan I : 9 KK + 14 KK) angkatan II (perhatikan daftar umat angkatan II)

Tersebar di wilayah Kelurahan Sumberagung, Trimulyo,Canden, Patalan.

Kegiatan dibimbing dari Klodran, Bp. Martasujito dan Rama Mulder.

Tahun 1970-1973, 1974-1971, 1978-1981, 1982-1985

Pengurus :

- Bp.Wignyasusastro/Bp.Wahana (ketua)

- Bp. Suratijan/Bp. Suparjiyono (sekretaris)

- Bp. Sudibyo/Bp. Hendro (keuangan)

- Bp. Sukamto/Bp. Sunardja (kegiatan)

- Bp.Wahana (prodiakon)

Ada 44 KK (Angkatan I 9 KK, angkatan II : 14 KK, angkatan III : 21 KK). Perhatikan daftar umat angkatan I, II dan III.

Umat tersebar/berputar di wilayah 5 Kelurahan: Sumberagung, Trimulyo, Canden, Patalan dan Trirenggo.

Tahun 1986 - 1989, 1990 - 1993

Pengurus :

- Bp. Tukino/Bp. Sunardja (Ketua)

- Bp. Ponidjo/Bp. Suparjiyono (sekretaris)

- Bp. Suratijan/Bp Hendro (keuangan)

- Bp. Sukamto/Bp. Riyanto

- Bp. Wahana/Bp.Tukino (prodiakon, pewarta)

Umat ada 53 KK (perhatikan daftar umat I, II, III, IV)

Wilayah/kegiatan umat tersebar di 5 kelurahan.

Tahun 1994-1997, 1998-2001, 2002-2005, 2006-2009

Pengurus :

- Bp. Sunardja/Bp. Suratijan (ketua)

- Bp. Ponijo/Bp. Budi Harjito (sekretaris)

- Bp. Hendro/Bp. Pardi Purnomo (keuangan)

- Bp. Marjono/Bp. Sukamto/Bp. Suparjiyono (prodiakon)

- Bp.Wahana/Bp. Bambang (pewartaan)

- Bp. Riyanto/Ibu Yanti (koordinator koor)

Ada 61 KK (daftar umat I - V)

Keterangan/menjelang akhir 2009

- = 17 KK /habis/meninggal

+ = 2 KK / entah kemana ?

V = 3 KK / pindah agama

Ada 22 KK

Jadi daftar umat/Normatif = 39 KK

Umat tersebar di wilayah 5 kelurahan

Umat yang berhimpun di Lingkungan St. Ignatius Loyola Jetis

Angkatan I, tahun 1958 - 1961 1962 - 1965 (9 KK)

1. Kel. Bp. Darmawardaya, Barongan -

2. Kel. Bp. Somasukarta, Barongan -

3. Kel. Ibu Umi Sukadilah, Barongan -

4. Kel. Bp. Dwidjoharsoyo, Kiyaran -

5. Kel. Ibu Joyosudiyono, Sawo -

6. Kel. Bp. Martadikromo, Paten -

7. Kel. Bp. KRT. Makarius Kusumo Winoto, Jetis -

8. Kel. Bp. Martawiyono Bembem -

9. Kel. Bp. Karsosentono Kembangsongo -

Angkatan II, tahun 1966 - 1969 (23 KK)

1. Bp. Wignyasusastro Sanggrahan -

2. Bp. Supardi Sudibyo Sanggrahan

3. Bp. Sastro Mintardjo, Mindi -

4. Bp. Sukamto Hadimartoyo, Pangkah

5. Ibu Kromokariyo, Pangkah -

6. Bp. Suratijan, Pangkah

7. Bp. Sarjono, Pangkah V

8. Bp. Margana, Tanjung

9. Bp. Slamet, Tanjung +

10. Bp.Watijo, Tanjung

11. Bp. Wagiran/Ponidjo, Jetis Pandean

12. Bp. Pardi Purnomo, Jetis Pandean

13. Bp. Ismoyo Widodo, Pulokadang +

14. Ibu Partinem, Pulokadang -

Angkatan III, tahun 1970-1973, 1978-1981, 1982-1985 (44 KK)

1. Bp. Wahana, Bakulan

2. Bp. Sunardja, Bakulan

3. Bp. Wardaya, Bakulan

4. Bp. Warsita , Bakulan -

5. Ibu R. Win/Purwanta, Bakulan

6. Bp. Sumasta, Bakulan

7. Bp. Supriyadi, Ponggok

8. Bp. Sudarta, Ponggok V

9. Bp. Muryanta, Ponggok V

10. Bp. Hendrohartono, Pulokadang

11. Bp. Suwana, Paten

12. Bp. Sudarminto, Paten

13. Bp. Somahartono, Paten -

14. Bp. Tukino, Kembangsongo

15. Bp. Suparjiyono, Bulu

16. Bp. Jamal Padmowiharjo, Jetis -

17. Ibu Sugeng, Jetis

18. Bp. Siswadi, Jetis -

19. Bp. Marjana, Gelangan

20. Bp. Supardi Yanti, Bakulan

21. Bp. Riyanto, Samalo

Angkatan IV, tahun 1986-1989, 1990-1993 (53 KK)

Bp. Sunardi, Barongan

Bp. Bambang Sugiantoro, Bakulan

Bp. Budi Harjito, Bakulan

Bp. Ngatiyo, Sanggrahan

Ibu Tutik, Medelan

Ibu Nanik/Suwarni, Medelan

Bp. Bambang Purwanto, Medelan

Bp. Rohadi, Jetis

Bp. Senu, Jetis Pandean

Angkatan V, tahun 1994-1997, 1998-2001, 2002-2005, 2006-2009 (61 KK)

Bp.Tumijan, Paten

Ibu Irta Suryani, Pangkah

Ibu Sri Sukarti, Pangkah

Bp. Bayu, Pulokadang

Bp. Anton Yulianto, Sanggrahan

Bp. Anton/Purwanto, Bakulan

Bp. Triyanto, Kralas Tegal

Ibu Sutarjo, Telan

- = 17 (habis/meninggal)

+ = 2 (masih hidup, entah kemana)

V = 3 (pindah agama)

= 22 KK

Jadi pada tahun 2009 lingkungan Ignatius Loyola ada 39 KK.

SUSUNAN PENGURUS LINGKUNGAN SANTO IGNATIUS LOYOLA JETIS PERIODE 2010 - 2012

Ketua :

I : Bpk. Fransiscus Xaverius Ponidjo

II : Ibu Veronica Retno Windarsih

Sekretaris :

I. Bp. Vincensius Fransiscus Budi Harjito

II. Sdr. Silvanus Sigit Dwi Nursanto

Bendahara :

I. Bpk. Yohanes Baptista Hendrohartono

II. Ibu Marcia Irta Suryani

Team Pewarta dan Pendidikan Agama / TPA :

Bpk. Isidorus Ariyanto Nugroho

Bpk. Fransiscus Xaverius Rohadi Suwito

Prodiakon :

Bpk. Yohanes Pardjijo Supardjijono

Ibu Veronica Tatik Setyowati/Ibu Herry

Seksi Liturgi dan Koor :

Koordinator : Bpk. Mateus Riyanto

Anggota

Ibu Aurelia Hermi Suryanti

Sdr. Natalia Dewi Primasari

Bpk. Yohanes Baptista Hendrohartono

Seksi Pemuda, Perlengkapan dan Humas :

Koordinator : Bpk. Yohanes Dwi Atmojo

Anggota

Bpk. Yustinus Bayu Hendar Saputro

Sdr. Fransiscus Xaverius Jati Eka Nugraha

Bpk. Sulistyo Budi

Seksi Pangrukti Loyo :

Koordinator: Ibu Anastasia Darwati

Anggota

Sara Sumiyati /Ibu Suratidjan

Bpk. Agustinus Bambang Purwanto

Ibu Rosalia Sri Sukarti

Seksi Sosial Lingkungan :

Koordinator : Ibu Florentina Siti Fatonah

Anggota :

Ibu Marcia Irta Suryani

Ibu Maria Theresia Eni Setyowati

Ibu Aurelia Hermi Suryanti

Seksi Ibu Lingkungan dan Rumah Tangga Gereja :

Koordinator : Ibu Theresia Sri Sumarmiyati /Ibu Mardjono

Anggota :

Ibu Veronics Daliyah / Ibu Riyanto

Ibu Sara Sumiyati/Ibu Suratijan

Ibu Florentina Siti Fatonah

SUSUNAN PENGURUS UMAT KATHOLIK SANTO IGNATIUS LOYOLLA PERIODE 2007 - 2010

Ketua I

Bpk. Ag. Sunardja

Bpk. C. Suratijan

Sekretaris

Bpk. FX. Ponidjo

Bpk. VF. Budiharjito

Bendahara I

Bpk. YB. Hendrohartono

Ibu Herry Subiyatno

Seksi-seksi

Seksi Liturgi

1. Bpk. A. Marjana

2. Bpk. FX. Sukamto Hm

Seksi Pewartaan (PIA & PIK)

1. Bpk. Ag.Wahono

2. Bpk. M. Riyanto

Seksi Koor :

1. Bpk. M. Riyanto

2. Ibu Hermi Suryanti

Seksi Pangrukti Loyo

1. Ibu A. Darwati

2. Ibu S. Sumiyati

3. Bpk. Tumijan

4. Bpk. Rohadi

Prodiakon

1. Bpk. A. Marjono

2. Bpk. Y. Parjiyo Suparjiyono

Seksi-seksi ekonomi

1. Ibu A. Hermi Suryanti

2. Bpk. M. Riyanto

Seksi Mudika

1. Sdr. S. Sigit Dwi Nursanto

2. Sdr. Y. Bayu Hendar Saputro

Seksi Ibu Lingkungan

1. Ibu A. Darwati

2. Ibu Th. Sri Sumarmiyati

Seksi Humas/Perhubungan

1. Sdr. Y. Dwi Atmojo

2. Sdr. S. Sigit Dwi Nursanto

3. Sdr. Nanik Sumarni

Data Umat Lingkungan Ignatius Loyola (s.d. Oktober 2009)

Lingkungan Ignatius Loyola terdiri dari 123 jiwa..
Berdasarkan jenis kelamin : 63,51 % adalah perempuan, 60,49 % laki-laki.

Berdasarkan kategori usia :58, 47 % dewasa, 25 mudika, 24 lansia, 11 anak-anak, 5 remaja

Berdasar pendidikan : 26 swasta, 22 pelajar, 18 ibu rumah tangga, 13 lain-lain, 12 pensiunan, 12 PNS, 7 buruh, 5 mahasiswa, 3 wiraswasta, 3 guru, 1 dagang, 1 petani.

Berdasar pendidikan: 26 SMA, 24 S1, SD 20, 15 lainnya, 11 SMP, 5 D2, 5 D3, 4 SMK, 3 STM, 2 SPG , 2 SKKA, 2 SMEA, 1 SPK, 1 SR, 1 MAN

Kegiatan di Lingkungan Ignatius Loyola :

- Kunjungan romo

- Sembahyangan Purnaman

- Pertemuan APP

- Pertemuan Adven

- Pertemuan APP

- Pertemuan Bulan Suci

- Pertemuan Pengurus

- Pertemuan Tim Liturgi

- Pertemuan ibu-ibu lingkungan (WK)

- Ziarah

- Latihan koor

Selasa, 10 November 2009

Senin, 09 November 2009

Profil Santo Ambrosius


Ambrosius dilahirkan sekitar tahun 340. Ia putera seorang Gubernur Romawi di Gaul. Ketika ayahnya meninggal dunia, ibunya membawa keluarganya kembali ke Roma. Ibunya dan kakaknya - St. Marcellina - membesarkan Ambrosius dengan baik. Ambrosius menjadi seorang pengacara yang hebat. Kemudian ia diangkat menjadi gubernur kota Milan serta daerah sekitarnya. Tetapi melalui suatu peristiwa yang aneh,

Dahulu, sebagian besar uskup dipilih langsung oleh umat. Dalam suatu kasus yang amat terkenal, St. Ambrosius dipilih menjadi Uskup Milan, Italia, bahkan sebelum ia dibaptis! Pada waktu itu St. Ambrosius adalah seorang gubernur propinsi yang datang ke tempat pemilihan untuk menjaga ketenangan serta keamanan pemilihan. Seorang anak kecil melihatnya dan mulai berteriak-teriak, “Ambrosius, Uskup; Ambrosius, Uskup.” Banyak orang mendukung Ambrosius. St. Ambrosius cepat-cepat dibawa untuk mengikuti segala upacara dari seorang yang belum dibaptis hingga menjadi seorang Uskup hanya dalam waktu delapan hari! Ambrosius sang Gubernur menjadi Ambrosius sang Uskup. Pada masa itu, umat biasa mengusulkan kepada paus nama orang yang mereka pilih sebagai uskup. Sungguh amat mengejutkan Ambrosius ketika penduduk kota Milan memilihnya. Ia berusaha menghindar, tetapi tampaknya hal itu memang kehendak Tuhan. Oleh karenanya, Ambrosius menjadi imam dan kemudian uskup kota Milan.

Ambrosius menjadi bapa serta teladan yang mengagumkan bagi umatnya. Ia juga melawan segala kejahatan dengan keberanian yang mengagumkan. Berhadapan dengan suatu pasukan yang siap menyerang, St. Ambrosius berhasil meyakinkan pemimpin mereka untuk menarik mundur pasukannya. Di lain waktu, Kaisar Theodosius datang dari timur. Kaisar ingin menyelamatkan Italia dari para musuh penyerang. Ia mendorong semua pejabatnya untuk menaruh hormat pada Uskup Milan. Namun demikian, ketika kaisar melakukan suatu dosa berat, Ambrosius tidak segan-segan menentangnya. Ia bahkan memerintahkan agar Kaisar Theodosius melakukan penitensi umum. Kaisar tidak menjadi gusar dan marah. Ia sadar bhawa Ambrosius benar. Dengan rendah hati kaisar melakukan penitensi secara umum atas dosa-dosanya. Ambrosius telah menunjukkan kepada dunia bahwa tidak ada seorang pun, meskipun ia seorang penguasa, yang lebih tinggi kedudukannya daripada gereja.

Rakyat khawatir akan apa yang terjadi dengan Italia apabila Ambrosius wafat. Karenanya ketika Ambrosius jatuh sakit, mereka memohon kepadanya untuk berdoa agar dikarunia umur panjang. Ambrosius menjawab, “Aku tidak berlaku sedemikian rupa di antara kalian sehingga aku merasa malu untuk hidup lebih lama; namun demikian aku juga tidak takut mati, karena kita mempunyai Tuan yang baik.” Uskup Ambrosius wafat pada hari Jumat Agung pada tahun 397.

Pada hari ini, luangkan waktu untuk merenungkan kata-kata Ambrosius: “Kristus adalah segala-galanya bagi kita.”


Santo Ambrosius di peringati setiap tanggal 7 Desember







Sumber :http://yesaya.indocell.net/id256.htm diunduh pukul 20:18 WIB tangal 9 november 2009

Profil dan sejarah singkat Lingkungan St.Ambrosius Nogosari


Lingkungan St. Ambrosius adalah sebuah lingkungan Umat Katholik Dalam cakupan wilayah Paroki St. Yakobus Klodran Bantul. Lingkungan St. Ambrosius masuk dalam Wilayah Brayat Minulya bersama dg Lingk. St Pius X Kweden dan St. Ignatius Jetis

Secara administratif-geografis Lingk. St. Ambrosius terletak di dusun Nogosari dan sebagian kecil dari dusun Masahan, Srenan, dan Manding Gandekan, Trirenggo, Bantul


Luas wilayah St.Ambrosius yang tidak begitu luas menyebabkan konsentrasi yang tersebar merata secara padat dan memudahkan aksesibilitas dan komunikasi antar anggota umat.

Sejarah Singkat

Berawal dari Komunitas beberapa orang Katolik “awal” di daerah nogosari seiring Berdiri dan Tumbuhnya Paroki St Yakobus bantul terbentuk wilayah Bantul timur pada tahun 50an dan ditahun 1961-1962 Bernamakan Wilayah Maria Regina. Dahulu masih 1 wilayah dengan bantul timur(st. Agustinus) lalu pada masa jabatan Rm. V. Sukarto (1991) diadakan pemekaran dan pembentukan wilayah-wilayah di paroki, sehingga terbentuklah Wil. Bramin dan lingkungan St. Ambrosius Nogosari ini

Kegiatan Lingkungan
a. Kegiatan Rutin
-Doa dan Perkumpulan Simpan Pinjam tanggal 10 & 20
-Kunjungan Romo (misa)
-Koor dan Latihan Koor
-Persekutuan doa Rosario bln Mei Oktober
-Paguyuban Kitab Suci
-Dll
b. Kegiatan Insidentil
-Sembayangan Syukuran, pernikahan, sripah, memule
-Ziarah
-Dll

Kamis, 05 November 2009

Pembangunan Gereja Santo Yakobus Klodran Bantul, Mari Bergabung !




Bagi yang ingin terlibat dan peduli pada pembangunan Gereja Santo
Yakobus Klodran, Jl. Mgr. Alb. Sugiyopranoto SJ No.1 BANTUL YOGYAKARTA 55711, telepon (0274) 367409,
silakan menyalurkan bantuan ke :
Bank BPD Cabang Bantul No. Rek.22.02.1. 25379-7 A.N PGPM Paroki Santo Yakobus Bantul
atau Bank BCA KCP-Achmad Dahlan No.Rek.1691752670 A.N Maternus Minarto, Pr,
terima kasih dan Berkat Tuhan.

Rabu, 09 September 2009

Potong Kue di Bulan September


1. Yustina (Ignatius) = 2 September
2. Nia (Pius X) = 3 September
3. Rika (Ignatius) = 15 September
4. Ari (Ambrosius) = 19 September
5. Elsa (Ignatius) = 20 September
6. Yayuk (Ambrosius) = 29 September

==========================
Romo Maternus Minarto,Pr = 25 September

Minggu, 30 Agustus 2009

semangat coy..!!!!!

SEMANGAT TEMEN2...Persiapkan tim kita dalam lomba BLOG.

Sabtu, 01 Agustus 2009

Tiup Lilin di bulan Agustus !



Alvian (Ignatius) 7 Agustus
Yani (Pius X) 18 Agustus
Dian "Cempon" (Ignatius) 24 Agustus

Kamis, 09 Juli 2009

Mudika Bramin Nyontreng Pilpres 8 Juli 2009 !!





Rabu, 8 Juli 2009 kembali Indonesia menyelenggarakan pemilu. Untuk bulan Juli ini pemilu untuk memilih presiden-wakil presiden periode 2009-2014.
Bagaimana dengan mudika wilayah Brayat Minulyo dalam Pilihan Presiden (Pilpres) tahun ini ??
Berikut penuturan dan pengakuan mereka lewat SMS.

Ari : "Nyontreng 2x. Lht facebok"

Danar 'Ucup' : "Dunia berputar saat ak mencOntreng. . Rasane tngan ak ndredeg. . hag hag.. Moga2 yg menang bs menjadikan indOnesia lbh baek! !

Iwan : "Bingung aku lha calone bagus semua"

Niko 'Kentung' : "KTP we ra duwe kon milih.... pengalamane yo ming tidur nyenyak d rmh"

Dian 'Cemplon' : "Merdeka..."

Tya : "Nothing sPecial,..."

Felix : "Saya belum nyentang skrg! Tunggu saja 5 tahun lagi! Pasti ceritaku tentang pemilu akan tampil di blog mudika!"

Koko : "Saya kbetulan jd anggota KPPS. Ditempat saya, perolehan suara Mega 76, Sby 77. Hanya slisih 1. Kali ini saya tdk bgt capek spt Pileg kmrn. Meski saya&Beni anggota KPPS d TPS 15, tp saya nyontrengnya di TPS lain"